Kreasi Jilbab Segiempat (untuk Wisuda)

Ini hasil dari latihan ngrias jilbab segiempat sendiri, lumayan rapi dan cantik meski prosesnya agak ribet dan rumit (tangannya pegel pas ngrias bagian belakang kepala), ada kepangan di samping kiri dan bunga-bunga kecil yang dibuat dari sisa untaian jilbab. but, secara keseluruhan kereen bangeed euyy!

**********

Prakteknyaaaa...

Pas lagi make over mbak Hany yang wisuda tanggal 24 April kemarin. Dandanan jilbabnya tak buat sederhana dengan 1 jilbab segiempat saja. Make upnya juga tipis, cz mukanya dah asli putih merona...

 Seperti yang sudah-sudah, bagian sisa jilbab tak bikin kepangan di samping kiri.

 Terlihat manis dan unyu-unyu sekali, pas dengan warnanya yang serba ungu…

 Ini tampak belakang… kepangannya manis sekali….

 Alhamdulillah selesaaaiiii… dandanan simple tanpa ke salon. Perias dan yang dirias serasi banget, ungu-unguuu… warna ungu emang lagi ngetreeen banget neeh…^_^

 Yeeyy… akhirnya siap diwisuda juga mbakku yang satu ini….

 




Buku Kumpulan Puisi "Aku dan Seribu Kupu-Kupu" by Dhaifina Fitri Hajidah

”Di sudut taman sekolah,
ada sayap-sayap indah sang kupu-kupu
berterbangan menarik sudut mataku
mungkin ada seribu
ya, kurasa begitu...”
           
Kalau Anda ingin tahu bagaimana eksotisnya alam ini, maka bacalah..
Kalau Anda ingin tahu nikmatnya cinta yang begitu mengusik, akan Anda temukan..
Kalau Anda tak tahu cantiknya persahabatan antara dua insan yang begitu menawan, maka kata-kata yang diungkapkan penulis akan mampu menggugah ilusi Anda untuk melihat kecantikannya..

Dalam balutan ikhlas dan harap terciptalah kumpulan puisi yang begitu banyak tetes peluh penulis dalam upayanya ”mengumpulkan” puisi-puisi yang sudah dipertimbangkan ”harga dirinya” untuk Anda baca. Dengan lugu penulis mengikut-sertakan mereka untuk diperjuangkan keberadaannya. Harapan nyata penulis adalah mereka mampu membuktikan merah mereka.


Jadi, bacalah...

#untuk pemesanan buku bisa hubungi Piepient di emailnya: ifiey_cuuantik@yahoo.co.id
Harga Rp. 25.000,- belum termasuk ongkos kirim.


Aku dan Calon Suamiku

“Jika memang takdir, cinta pasti bertemu meski kau dan aku ada di ujung duniaa…” kata sebuah lirik lagu yang baru-baru ini kudengar. Ya, aku percaya akan kata-kata itu. “Jika memang sudah takdirnya, sebuah tulang rusuk tak akan pernah tertukar.” gumamku pada diri sendiri. Ya Allah, aku benar-benar terharu! Semoga suatu hari nanti, aku bisa merasakan cintanya atas cinta-Mu. Amin…^_^

Di antara aku dan calon suamiku kini terbentang jarak yang tidak bisa diukur dengan rumus IPA atau Matematika. Tidak bisa dicari letak keberadaannya karena kita adalah ujung dunia. Ujung dan ujung yang pada akhirnya akan disatukan oleh takdir yang tak disangka-sangka.

Aku adalah tulang rusuk, sedang dia adalah tubuh. Untuk menyatukan keduanya butuh proses yang tidak mudah. Aku harus menjaga sebuah pintu operasi rapat-rapat, sedang dia harus berjuang mencari kunci serta segala peralatan operasi yang canggih.

Perjalanan yang dilalui juga tak semulus tol, tapi seperti mie keriting. Aku dan dia harus menelan mie itu dengan segala keikhlasan dan keridhoan agar nanti menjadi lurus ketika berada di perut.

Di bawah kolong langit milikku, aku belajar membenah diri, menjaga diri, menata diri, memperbaiki diri, menshalihkan diri, berdoa dan berikhtiar. Tak lupa aku juga berdoa agar dia di bawah kolong langit miliknya juga bisa istiqomah, berusaha menshalihkan diri, memantaskan dirinya denganku agar kelak aku dan dia benar-benar bisa dipertemukan dalam sebuah ikatan suci bernama Mistaqan Ghalidza.

Takkan ada lagi jarak yang tak bisa diukur, karena kita adalah ujung dunia yang menyatu. ^_^